Rabu, tanggal 20 Maret 2011, pukul 15.15 WIB, negeri ini telah kehilangan seniman patriotik, yang sangat peduli dengan permasalahan bangsa, ketidakadilan, ketimpangan sosial, dan kemiskinan yang kian membelit anak-anak bangsa. Dia adalah Franky Sahilatua.
Selamat Jalan, Bung Franky, Perahu Retakmu akan selalu menginspirasi, jiwa patriot negeri ini, untuk selalu tegar dan pantang menyerah menyelamatkan anak-anak Indonesia dari retaknya negeri yang sangat engkau cintai, Indonesia.
Semoga, disana engkau memperoleh kedamaian abadi, dan damai pula negeri ini.
Perahu Retak, akan selalu mengingatkan kami semua, bahwa di negeri ini, pernah hadir anak bangsa yang masih punya nurani, berjiwa patriot, yang bersuara lantang melalui lantunan getaran-getaran penuh kepedihan akan nasib negeri ini. Indonesia tercinta.
Tapi, sangat disayangkan, hingga engkau meninggalkan negeri ini, menuju alam baka, perahu kian retak. Damailah engakau di sana, biarlah kami yang akan menyelamatkan.
Engkau selalu hadir di antara kami para kaum tertindas, terpinggirkan, oleh keserakahan, dan kemunafikan para pemimpin negeri yang kian retak.
Ya...Perahu Retakmu membuat kami, selalu kuat dan tidak serakah, serta selalu peduli menyelamatkan anak-anak negeri ini. Tanah Pertiwi. Amanah Ilahi. Anugerah Ilahi.
Perahu Retak
Perahu Negeriku
Perahu Bangsaku
Menyusuri Gelombang
Semangat Rakyatku
Kibar Benderaku
Menyeruak Lautan
Langit Membentang Cakrawala Di Depan
Melambaikan Tantangan
Di Atas Tanahku
Dari Dalam Airku
Tumbuh Kebahagiaan
Di Sawah Kampungku
Di Jalan Kotaku
Terbit Kesejahteraan
Tapi Kuheran Di Tengah Perjalanan
Muncullah Ketimpangan
aku Heran
aku Heran
Yang Salah Dipertahankan
aku Heran
aku Heran
Yang Benar Disingkirkan
Perahu Negeriku
Perahu Bangsaku
Jangan Retak Dindingmu
Semangat Rakyatku
Derap Kaki Tekadmu
Jangan Terantuk Batu
Tanah Pertiwi Anugerah Ilahi
Jangan Ambil Sendiri
Tanah Pertiwi Anugerah Ilahi
Jangan Makan Sendiri
aku Heran
aku Heran
Satu Kenyang
Seribu Kelaparan
aku Heran
aku Heran
Keserakahan Diagungkan
Doa kami, selalu menyertai engkau, Bung Franky.