/
/
/
Rabu, 03/02/2010 13:29 WIB
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Curhat SBY soal demonstrasi membawa kerbau dikritik. Rakyat yang semestinya berkeluh kesah dengan tingkah pejabat. Bukan presiden yang sensitif karena disindir dengan
kerbau.
"Presiden mestinya melihat substansi, bukan tetek bengek. Rakyat berkeluh kesah dengan kenaikan gaji pejabat, beli peswat, bagi-bagi mobil, membuat pagar, bagi-bagi komputer di DPR," kata Koordinator Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi (Kompak) Fadjroel Rahman saat dihubungi detikcom, Rabu (3/2/2010).
Menurut dia, polisi saja tidak mempermasalahkan demonstrasi dengan menggunakan kerbau, buktinya saat aksi berlangsung tidak ada demonstran yang ditangkap.
"Sepanjang polisi tidak menganggap fitnah, penghinaan, tidak masalah. Jadi presiden salah alamat kalau mempersoalkan etika demonstran. Mestinya bertanya dulu kepada Kapolri," terangya.
Karena itu, semestinya presiden jangan berkeluh kesah dan terlalu sensitif. Rakyat hanya mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak populis.
"Parodinya dengan kerbau, artinya pemerintah semalas kerbau. Dan sepanjang polisi tidak mengatakan itu bukan penghinaan tidak masalah," imbuhnya.
Mestinya presiden bisa berkaca dengan parodi seperti itu. Banyak pekerjaan rumah pemerintah yang harus segera diselesaikan.
"Korupsi banyak yang tidak ditindak, kemiskinan 120 juta, dan kebijakan yang tidak populis," tutupnya.
(ndr/iy)"Presiden mestinya melihat substansi, bukan tetek bengek. Rakyat berkeluh kesah dengan kenaikan gaji pejabat, beli peswat, bagi-bagi mobil, membuat pagar, bagi-bagi komputer di DPR," kata Koordinator Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi (Kompak) Fadjroel Rahman saat dihubungi detikcom, Rabu (3/2/2010).
Menurut dia, polisi saja tidak mempermasalahkan demonstrasi dengan menggunakan kerbau, buktinya saat aksi berlangsung tidak ada demonstran yang ditangkap.
"Sepanjang polisi tidak menganggap fitnah, penghinaan, tidak masalah. Jadi presiden salah alamat kalau mempersoalkan etika demonstran. Mestinya bertanya dulu kepada Kapolri," terangya.
Karena itu, semestinya presiden jangan berkeluh kesah dan terlalu sensitif. Rakyat hanya mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak populis.
"Parodinya dengan kerbau, artinya pemerintah semalas kerbau. Dan sepanjang polisi tidak mengatakan itu bukan penghinaan tidak masalah," imbuhnya.
Mestinya presiden bisa berkaca dengan parodi seperti itu. Banyak pekerjaan rumah pemerintah yang harus segera diselesaikan.
"Korupsi banyak yang tidak ditindak, kemiskinan 120 juta, dan kebijakan yang tidak populis," tutupnya.